Pages

Sabtu, 17 Desember 2011

Mayotte

 
Bendera
 
Lambang
Lokasi

Mayotte (bahasa Perancis: Mayotte, diucapkan [majɔt]; Shimaore: Maore, [maore]; Kibushi: Mahori), secara resmi Departemen Mayotte (Perancis: Départementale de Mayotte), merupakan sebuah departemen seberang laut Perancis yang terdiri dari sebuah pulau utama, Grande-Terre (atau Mahoré), satu pulau kecil, Petite-Terre (atau Pamanzi), dan beberapa kepulauan kecil di sekitar dua pulau tersebut.
Mayotte terletak di ujung utara Selat Mozambik di Samudera Hindia, antara utara Madagaskar dan utara Mozambik. Teritorinya secara geografi bagian dari Kepulauan Komoro, tetapi terpisah secara politik sejak 1970-an. Teritori ini juga dikenal sebagai Mahoré, nama asli pulau utama, khususnya oleh pendukung pembentukannya dalam Uni Komoro.

Geografi

Peta Komoro dengan Mayotte
Pulau utama, Grande-Terre (atau Mahoré), secara geografi merupakan yang tertua dari Kepulauan Komoro, 39 kilometer (24 mil) panjangnya dan 22 kilometer (13½ mil) lebarnya, dan titik tertingginya adalah Gunung Benara (Perancis: Mont Bénara; Shimaore: Mlima Bénara) dengan 660 meter (2.165 kaki) di atas permukaan laut. Karena terdapat gunung berapi, tanahnya subur di beberapa daerah. Karang koral yang mengelilingi kebanyakan pulau menjamin perlindungan kapal dan tempat tinggal hewan laut.
Dzaoudzi adalah ibukota Kepulauan Komoro hingga 1977. Terletak di Petite-Terre (atau Pamanzi), seluas 10 kilometer persegi (3.9 mil persegi), pulau ini menjadi yang terbesar dari beberapa pulau kecil dekat Mahoré. Mayotte adalah anggota Komisi Samudera Hindia, dengan keanggotaan terpisah dari Kepulauan Komoro.

Sejarah

Tahun 1500, kesultanan Maore atau Mawuti (berdasarkan جزيرة الموت dalam Bahasa Arab (berarti pulau para orang mati/kematian) dan berubah menjadi Mayotte dalam Bahasa Perancis) didirikan di pulau itu.
Tahun 1503, Mayotte ditemukan oleh penjelajah Portugis, tetapi tidak dijadikan koloni.
Tahun 1832, pulau ini dikuasai oleh Andriantsoly, bekas raja Iboina di Madagaskar; tahun 1833 dikuasai kesultanan tetangganya, Mwali (Mohéli dalam Bahasa Perancis); tanggal 19 November 1935 dikuasai kembali oleh kesultanan Ndzuwani (Anjouan dalam Bahasa Perancis; pemerintahan ditetapkan dalam bentuk Qadi (dari bahasa Arab قاض yang berarti hakim), sejenis 'Magistrat Penghuni' dalam sebutan Britania), tapi tahun 1836 kemerdekaan diraih dibawah Sultan setempat terakhir.
Mayotte diberikan kepada Perancis bersama Kepulauan Komoro lainnya tahun 1843. Merupakan pulau satu-satunya dalam kumpulan itu yang memasuki pemilihan referendum tahun 1974 dan 1976 untuk mempererat hubungannya dengan Perancis dan membatalkan kemerdekaan (dengan 63.8% dan 99.4%). Kepulauan Komoro terus mengklaim pulau itu, dan draf resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1976 didukung oleh 11 dari 15 anggota Dewan dalam mengakui kedaulatan Komoro atas Mayotte, tetapi Perancis melakukan veto atas resolusi itu (terakhir, tahun 2004, Perancis mengeluarkan veto dalam Dewan). Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengeluarkan berbagai resolusi mengenai masalah itu, yang diangkat dari judul: "Pertanyaan Pulau Mayotte di Komoro" tahun 1995. Sejak 1995, Mayotte tidak lagi dibicarakan oleh Majelis Umum.
Laut dekat Mamoudzou
Situasi Mayotte sangat tidak menentu bagi Perancis: sementara penduduk lokal tidak ingin merdeka dari Perancis dan bergabung dengan Komoro, beberapa kritik internasional dari rezim bekas koloni menginginkan Mayotte melanjutkan hubungannya dengan Perancis. Lebih jauh, administrasi lokal Mayotte, yang diatur oleh hukum Islam, akan lebih sulit untuk menggabungkannya dengan struktur hukum Perancis, tidak menyamakan biaya hidup sama dengan Perancis Metropolitan. Dalam hal ini, hukum yang disahkan parlemen nasional harus menyatakan bahwa hukum tersebut berlaku di Mayotte dan ditujukan kepada Mayotte
Status Mayotte berubah tahun 2001 menjadi sangat dekat dengan status departemen di Perancis Metropolitan, dengan pembentukan jajahan departemen, meskipun pulau ini masih diklaim oleh Kepulauan Komoro. Perubahan ini disetujui 73% pada referendum di Mayotte. Setelah reformasi konstitusional tahun 2003, statusnya menjadi jajahan seberang laut sementara masih memegang status jajahan departemen Mayotte.
Mayotte kemudian menjadi sebuah departemen seberang laut Perancis pada Maret 2011, hasil dari referendum 29 Maret 2009. Hasil referendum tersebut adalah 95,5 persen memilih untuk mengubah status pulau tersebut dari "jajahan seberang laut" menjadi departemen ke-101 Perancis. Hukum islam tradisional tidak resminya, yang diterapkan di dalam beberapa aspek dalam kehidupan sehari-hari, secara bertahap akan dihapuskan dan digantikan oleh hukum Perancis. Selain itu, kesejahteraan sosial dan perpajakan Perancis juga berlaku di Mayotte, walaupun beberapa baru akan diterapkan secara bertahap.

Politik

Politik Mayotte berlaku dalam perkumpulan seberang laut Perancis demokrasi perwakilan parlementer, dimana Presiden Dewan Umum adalah kepala pemerintahan, dan pada sistem multi-partai. Kekuasaan eksekutif dipegang oleh pemerintah.
Mayotte juga mengirim seorang deputi ke Majelis Nasional Perancis dan dua senator ke Senat Perancis.

Pembagian administratif

Mayotte terbagi menjadi 17 komune. Juga terdapat 19 kanton (tidak ditampilkan) masing-masing dimiliki oleh salah satu komune, kecuali komune Mamoudzou yang dibagi menjadi tiga kanton. Tidak terdapat arondisemen.
Komune di Mayotte
  1. Dzaoudzi
  2. Pamandzi
  3. Mamoudzou
  4. Dembeni
  5. Bandrele
  6. Kani-Kéli
  7. Bouéni
  8. Chirongui
  9. Sada
  10. Ouangani
  11. Chiconi
  12. Tsingoni
  13. M'Tsangamouji
  14. Acoua
  15. Mtsamboro
  16. Bandraboua
  17. Koungou

Angkutan

Ekonomi

Mata uang resmi Mayotte adalah euro.
INSEE memperkirakan bahwa jumlah GDP Mayotte mencapai 610 juta euro tahun 2001 (US$547 juta pada nilai tukar tahun 2001; US$903 juta pada nilai tukar Jan. 2008). Di tahun yang sama GDP per kapita Mayotte 3.960 euro (US$3.550 pada nilai tukar tahun 2001; US$5.859 pada nilai tukar Jan. 2008), yang 9 kali lebih tinggi dari GDP per kapita Komoro tahun itu, tetapi hanya sepertiga GDP per kapita Réunion dan 16% GDP per kapita Perancis Metropolitan.

Demografi

Sensus Juli 2007 menunjukkan 186.452 orang menetap di Mayotte. Pada sensus 2002 64.7% orang yang menetap di Mayotte lahir di Mayotte, 3.9% lahir di seluruh Republik Perancis (Perancis Metropolitan atau Perancis seberang laut kecuali Mayotte), 28.1% imigran dari Komoro, 2.8% imigran dari Madagaskar, dan 0.5% sisanya dari negara lain.
CIA World Factbook tidak menulis kelompok etnis di Mayotte.
Jajahan Teritorial Mayotte adalah teritori pulau kekuasaan Perancis di lepas pantai timur Afrika. Terdiri dari satu pulau besar (Mayotte) dan beberapa pulau kecil. Meskipun sumber daya alam dan komoditi ekspornya terbatas, Mayotte lebih makmur dari keseluruhan Kepulauan Komoro melalui bantuan Perancis dan sebuah basis militer Perancis.

Jumlah penduduk bersejarah

1958 1966 1978 1985 1991 1997 2002 2007
23,364 32,607 47,246 67,205 94,410 131,320 160,265 186,452
Jumlah resmi dari sensus terakhir.

Bahasa

Bahasa asli Mayotte adalah:
Kibushi dituturkan di selatan dan baratlaut Mayotte, sementara Shimaore di daerah lainnya.
Bahasa tidak asli juga dituturkan di Mayotte:
  • Perancis, bahasa yang dibawa oleh koloni Perancis
  • berbagai dialek bahasa Komoro yang dibawa oleh imigran yang tiba di Mayotte sejak 1974: Shindzwani (dialek Anjouan), Shingazidza (dialek Grande Comore), dan Shimwali (dialek Mohéli).
Shingazidza dan Shimwali pada satu sisi dan Shimaore di sisi lainnya sangat sulit dipahami satu sama lain. Shindzwani dan Shimaore mudah dipahami.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Nasional Perancis tahun 2006 di antara murid CM2 (sama dengan kelas lima di AS dan Tahun 6 di Inggris dan Wales). Pertanyaan yang diajukan mengenai bahasa yang dituturkan murid dan orang tua mereka. Menurut survei, peringkat bahasa ibu adalah (menurut jumlah penutur bahasa pertama dalam jumlah penduduk seluruhnya; persentase mencapai lebih dari 100% karena beberapa orang menuturkan dua bahasa):
  • Shimaore: 55.1%
  • Shindzwani: 22.3%
  • Kibushi: 13.6%
  • Shingazidza: 7.9%
  • Perancis: 1.4%
  • Shimwali: 0.8%
  • Arab: 0.4%
  • Kiantalaotsi: 0.2%
  • Lainnya: 0.4%
Tetapi, ketika penghitungan termasuk penutur bahasa kedua (contohnya seseorang yang bahasa ibunya Shimaore tetapi juga menuturkan Perancis sebagai bahasa kedua) peringkatnya menjadi:
  • Shimaore: 88.3%
  • Perancis: 56.9%
  • Shindzwani: 35.2%
  • Kibushi: 28.8%
  • Shingazidza: 13.9%
  • Arab: 10.8%
  • Shimwali: 2.6%
  • Kiantalaotsi: 0.9%
  • Creole: 0.1%
  • Lainnya: 1.1%
Bahasa Perancis merupakan satu-satunya bahasa resmi Mayotte. Menjadi bahasa yang digunakan oleh badan pemerintah dan sekolah. Juga digunakan oleh televisi dan radio juga pengumuman komersial dan papan iklan. Mayotte adalah salah satu teritori seberanglaut Perancis dimana pengetahuan bahasa Perancisnya sedikit berkembang, seperti peringkat di atas. Pada sensus 2002, hanya 55% penduduk di atas 15 tahun menyatakan mereka dapat membaca dan menulis dalam bahasa Perancis, meskipun jumlah ini lebih banyak dari Shimaore (41%) atau Arab (33%).
Dengan sekolah wajib terhadap anak-anak dan pembangunan ekonomi yang ditetapkan oleh pemerintah pusat Perancis, bahasa Perancis telah berkembang cepat di Mayotte beberapa tahun belakangan ini. Survei yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Nasional memperlihatkan bahwa penutur bahasa Perancis sebagai bahasa pertama dan kedua 56.9% dari seluruh populasi, figur ini hanya 37.7% bagi orang tua murid CM2, tetapi mencapai 97.0% bagi murid CM2 itu sendiri (berusia antara 10 dan 14 tahun).
Telah terdapat beberapa keluarga yang hanya berbicara bahasa Perancis kepada anaknya untuk membantu kemajuan sosialnya. Dengan sekolah Perancis dan televisi berbahasa Perancis, banyak remaja menggunakan bahasa Perancis atau beberapa kata Perancis ketika berbicara bahasa Shimaore dan Kibushi, sementara terdapat kekhawatiran bahasa asli Mayotte dapat punah atau menjadi bahasa creole berbasis Perancis.

0 komentar:

Posting Komentar

"CINTAILAH SEJARAH KARENA KEHIDUPAN YANG ANDA ALAMI SAAT INI BERAWAL DARI SEJARAH"