Istana Kerajaan Pelalawan
Istana Kerajaan Pelalawan
Kabupaten Pelalawan – Riau – Indonesia
Istana Kerajaan Pelalawan (Istana Sayap)
|
A. Selayang Pandang
Istana
Pelalawan merupakan bukti peninggalan bersejarah keberadaan
Kerajaan/Kesultanan Pelalawan di Desa Pelalawan, Kabupaten Pelalawan,
Provinsi Riau, yang telah direkontruksi ulang keberadaannya. Istana ini
didirikan pada masa Pemerintahan Sultan Assyaidi Syarif Hasim (1892—1930
M), raja ke-11 Kerajaan Pelalawan, pada tahun 1910. Sejak Indonesia
merdeka, kekekuasaan Kerajaan Pelalawan, baik secara politis maupun
kultural, akhirnya berakhir, karena telah terintegrasi dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena faktor inilah, bangunan
istana menjadi tak terawat dan akhirnya runtuh.
Untuk
mengenang sejarah Kerajaan Pelalawan dan mengembangkan nilai kebudayaan
dan pariwisata, Istana Pelalawan yang telah runtuh akhirnya dibangun
lagi (direkonstruksi) pada tahun 2003. Pembangunan ini seluruhnya
didanai oleh PT Riau Andalan Pulp and Paper (Riau Pulp) dan selesai pada
tahun 2007. Istana yang juga sering disebut Istana Sayap Pelalawan ini
dibangun tepat di situs sejarah Kesultanan Pelalawan, sekitar 30 km dari
Kota Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.
Dalam
sejarahnya, Kerajaan Pelalawan dahulu bernama Kerajaan Pekantua Kampar.
Ibu kotanya terletak di Tanjung Negeri. Pada tahun 1725 M, ketika Maha
Raja Dinda II berkuasa, ibukota kerajaan ini dipindah dari Tanjung
Negeri ke daerah Sungai Rasau (salah satu anak Sungai Kampar). Konon,
daerah ini merupakan daerah yang dipercayai telah dilalaukan
(dicadangkan/ditandai) sebagai pusat kerajaan baru oleh raja sebelumnya
yang bernama Maharaja Muda Lela. Dengan pemindahan ini, Maha Raja Dinda
II (Raja yang berkuasa pada saat itu) mengumumkan bahwa kerajaan
berganti nama menjadi Kerajaan Pelalawan (pelalauan). Sejak saat itulah nama Pekantua Kampar tidak dipakai lagi dan diganti dengan nama Kerajaan Pelalawan.
B. Keistimewaan
Istana
Pelalawan merupakan bangunan megah yang berdiri di atas lahan seluas
dua hektar. Keunikan istana ini adalah bangunannya yang terdiri dari
empat tiang. Empat tiang ini merupakan simbol bahwa kerajaan memiliki
empat orang wakil. Selain itu, bangunan istana ini terdiri dari tiga
bangunan yang berdekatan, yaitu bangunan utama sebagai Balai Penghadapan
(tempat para tamu dan masyarakat menghadap raja), Balai Panca Persada,
dan Balai Rung Sari (tempat bermusayawarah dan memutuskan perkara yang
menyangkut urusan masyarakat).
Hingga
saat ini, Istana Sayap Pelalawan belum memamerkan koleksi benda-benda
bersejarah di dalamnya, alias masih kosong. Namun di masa mendatang
(rencananya tahun 2008 ini), Pemerintah Daerah setempat berencana
memamerkan koleksi benda-benda bersejarah istana, di antaranya keris,
pedang, tombak, Arca Batu Bertapa, baju kebesaran Sultan Pelalawan,
serta replika benda-benda bersejarah peninggalan istana lainnya.
Tidak
terlalu jauh dari kompleks istana ini (sekitar 50 meter), wisatawan
juga dapat berkunjung ke tempat bersejarah lainnya, seperti Masjid Hibah
yang dibangun pada tahun 1936 di Desa Pelalawan. Di belakang masjid ini
terdapat Kompleks Makam Raja-raja Pelalawan, di antaranya makam Assyaidi Syarif Hasyim (1894—1930), makam Said Osman (1931—1940), dan makam Syarif Harun (1940—1946).
C. Lokasi
Istana ini terletak di Desa Pelalawan, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau, Indonesia.
D. Akses
Istana
Pelalawan berjarak sekitar 30 km dari Kota Pangkalan Kerinci (Ibukota
Kabupaten Pelalawan). Untuk menuju kompleks Istana ini, wisatawan dapat
menggunakan angkutan umum dari Pangkalan Kerinci menuju Desa Pelalawan.
Di Desa Pelalawan, pengunjung dapat menggunakan jasa ojek ke kompleks
istana.
E. Harga Tiket
Masih dalam konfirmasi
F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Di area kompleks istana ini tersedia toilet, masjid, dan lahan parkir yang luas.
0 komentar:
Posting Komentar