Bendera
Lambang
Republik Rakyat Cina (RRC; Pinyin: Zhōnghuá Rénmín Gònghéguó; Hanzi tradisional: 中華人民共和國; Hanzi Sederhana: 中华人民共和国; juga disebut Republik Rakyat Tiongkok/RRT) adalah sebuah negara komunis yang terdiri dari hampir seluruh wilayah kebudayaan, sejarah, dan geografis yang dikenal sebagai Cina. Sejak didirikan pada 1949, RRC telah dipimpin oleh Partai Komunis Cina (PKC). Sekalipun seringkali dilihat sebagai negara komunis, kebanyakan ekonomi republik ini telah diswastakan
sejak tiga dasawarsa yang lalu. Walau bagaimanapun, pemerintah masih
mengawasi ekonominya secara politik terutama dengan
perusahaan-perusahaan milik pemerintah dan sektor perbankan. Secara
politik, ia masih tetap menjadi pemerintahan satu partai.
RRC adalah negara dengan penduduk terbanyak di dunia, dengan populasi melebihi 1,3 miliar jiwa, yang mayoritas merupakan bersuku bangsa Han. RRC juga adalah negara terbesar di Asia Timur, dan ketiga terluas di dunia, setelah Rusia dan Kanada. RRC berbatasan dengan 14 negara: Afganistan, Bhutan, Myanmar, India, Kazakhstan, Kirgizia, Korea Utara, Laos, Mongolia, Nepal, Pakistan, Rusia, Tajikistan dan Vietnam.
Dalam suatu pertikaian yang terus berlangsung, RRC menuntut hak memerintah atas Taiwan dan pulau-pulau sekitarnya yang tidak pernah dilepaskan oleh Republik Cina.
Pemerintah RRC mendakwa bahwa Republik Cina merupakan suatu entitas
yang tidak lagi wujud dan secara administratif meletakkan Taiwan sebagai
provinsi ke-23 RRC. (Lihat Cina dan Status politik Taiwan untuk informasi lebih lanjut).
RRC mengklaim kedaulatan terhadap Taiwan namun tidak memerintahnya (hal yang sama juga berlaku terhadap Pescadores, Quemoy, dan Matsu). Status politik Taiwan merupakan hal yang kontroversial; Taiwan diperintah Republik Cina, yang kini berbasis di Taipei. Republik Cina mengklaim kedaulatan terhadap seluruh Cina daratan dan begitu juga dengan RRC.
Cina Daratan
merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk kepada kawasan di bawah
pemerintahan RRC dan tidak termasuk kawasan administrasi khusus Hong Kong dan Macau. Pemerintah RRC melihat pemerintahannya di Cina sebagai Tiongkok Baru (新中国) saat membandingkan dirinya dengan Cina sebelum tahun 1949. RRC juga dijuluki sebagai "Cina Merah" bagai kawasan yang sama, terutama oleh musuhnya di Barat, dengan merujuk kepada warna merah yang merupakan lambang komunis.
Sejarah
Setelah Perang Dunia II, Perang Saudara Cina antara Partai Komunis Cina dan Kuomintang berakhir pada 1949 dengan pihak komunis menguasai Cina Daratan dan Kuomintang menguasai Taiwan dan beberapa pulau-pulau lepas pantai di Fujian. Pada 1 Oktober 1949, Mao Zedong memproklamasikan Republik Rakyat Cina dan mendirikan sebuah negara komunis.[1]
Para pendukung Era Maoisme, yang terdiri dari kebanyakan rakyat Cina
miskin dan lebih tradisionil atau nasionalis dan pemerhati asing yang
percaya kepada komunisme, mengatakan bahwa di bawah Mao, persatuan dan
kedaulatan Cina dapat dipastikan untuk pertama kalinya dalam beberapa
dekade terakhir, dan terdapat perkembangan infrastruktur, industri,
kesehatan, dan pendidikan, yang mereka percayai telah membantu
meningkatkan standar hidup rakyat. Mereka juga yakin bahwa kampanye
seperti Lompatan Jauh ke Depan dan Revolusi Kebudayaan
penting dalam mempercepat perkembangan Cina dan menjernihkan kebudayaan
mereka. Pihak pendukung juga ragu terhadap statistik dan kesaksian yang
diberikan mengenai jumlah korban jiwa dan kerusakan lainnya yang
disebabkan kampanye Mao.
Meskipun begitu, para kritikus rezim Mao, yang terdiri dari mayoritas
analis asing dan para peninjau serta beberapa rakyat Cina, khususnya
para anggota kelas menengah dan penduduk kota yang lebih terbuka
pemikirannya, mengatakan bahwa pemerintahan Mao membebankan pengawasan
yang ketat terhadap kehidupan sehari-hari rakyat, dan yakin bahwa
kampanye seperti Lompatan Jauh ke Depan dan Revolusi Kebudayaan berperan atau mengakibatkan hilangnya jutaan jiwa, mendatangkan biaya ekonomi yang besar, dan merusak warisan budaya Cina. Lompatan Jauh ke Depan, pada khusunya, mendahului periode kelaparan yang besar di Cina yang, menurut sumber-sumber Barat dan Timur yang dapat dipercaya, mengakibatkan kematian 45 juta orang[2]; kebanyakan analis Barat dan Cina mengatakan ini disebabkan Lompatan Jauh ke Depan
namun Mao dan lainnya mengatakan ini disebabkan musibah alam; ada juga
yang meragukan angka kematian tersebut, atau berkata bahwa lebih banyak
orang mati karena kelaparan atau sebab politis lainnya pada masa
pemerintahan Chiang Kai Shek.
Setelah kegagalan ekonomi yang dramatis pada awal 1960-an, Mao mundur dari jabatannya sebagai ketua umum Cina. Kongres Rakyat Nasional melantik Liu Shaoqi
sebagai pengganti Mao. Mao tetap menjadi ketua partai namun dilepas
dari tugas ekonomi sehari-hari yang dikontrol dengan lebih lunak oleh Liu Shaoqi, Deng Xiaoping dan lainnya yang memulai reformasi keuangan.
Pada 1966 Mao meluncurkan Revolusi Kebudayaan,
yang dilihat lawannya (termasuk analis Barat dan banyak remaja Cina
kala itu) sebagai balasan terhadap rival-rivalnya dengan memobilisasi
para remaja untuk mendukung pemikirannya dan menyingkirkan kepemimpinan
yang lunak pada saat itu, namun oleh pendukungnya dipandang sebagai
sebuah percobaan demokrasi langsung dan sebuah langkah asli dalam
menghilangkan korupsi dan pengaruh buruk lainnya dari masyarakat Cina.
Kekacauan pun timbul namun hal ini segera berkurang di bawah
kepemimpinan Zhou Enlai di mana para kekuatan moderat kembali memperoleh pengaruhnya. Setelah kematian Mao, Deng Xiaoping berhasil memperoleh kekuasaan dan janda Mao, Jiang Qing beserta rekan-rekannya, Kelompok Empat, yang telah mengambil alih kekuasaan negara, ditangkap dan dibawa ke pengadilan.
Sejak saat itu, pihak pemerintah telah secara bertahap (dan telah
banyak) melunakkan kontrol pemerintah terhadap kehidupan sehari-hari
rakyatnya, dan telah memulai perpindahan ekonomi Cina menuju sistem
berbasiskan pasar.
Para pendukung reformasi keuangan – biasanya rakyat kelas menengah
dan pemerhati Barat berhaluan kiri-tengah dan kanan – menunjukkan bukti
terjadinya perkembangan pesat pada ekonomi di sektor konsumen dan
ekspor, terciptanya kelas menengah
(khususnya di kota pesisir di mana sebagian besar perkembangan industri
dipusatkan) yang kini merupakan 15% dari populasi, standar hidup yang
kian tinggi (diperlihatkan melalui peningkatan pesat pada GDP per
kapita, belanja konsumen, perkiraan umur, persentase baca-tulis, dan
jumlah produksi beras) dan hak dan kebebasan pribadi yang lebih luas
untuk masyarakat biasa.
Para pengkritik reformasi ekonomi – biasanya masyarakat miskin di
Cina dan pemerhati Barat berhaluan kiri, menunjukkan bukti bahwa proses
reformasi telah menciptakan kesenjangan kekayaan, polusi lingkungan, korupsi yang menjadi-jadi, pengangguran
yang meningkat akibat PHK di perusahaan negara yang tidak efisien,
serta telah memperkenalkan pengaruh budaya yang kurang diterima.
Akibatnya mereka percaya bahwa budaya Cina telah dikorupsi, rakyat
miskin semakin miskin dan terpisah, dan stabilitas sosial negara semakin
terancam.
Meskipun ada kelonggaran terhadap kapitalisme,
Partai Komunis Cina tetap berkuasa dan telah mempertahankan kebijakan
yang mengekang terhadap kumpulan-kumpulan yang dianggap berbahaya,
seperti Falun Gong dan gerakan separatis di Tibet.
Pendukung kebijakan ini – biasanya penduduk pedesaan dan mayoritas
kecil penduduk perkotaan, menyatakan bahwa kebijakan ini menjaga
stabilitas dalam sebuah masyarakat yang terpecah oleh perbedaan kelas
dan permusuhan, yang tidak mempunyai sejarah partisipasi publik, dan
hukum yang terbatas. Para pengkritik – umumnya minoritas dari rakyat
Cina, para rakyat pelarian Cina di luar negeri, penduduk Taiwan dan Hong
Kong, etnis minoritas seperti bangsa Tibet dan pihak Barat, mengatakan
bahwa kebijakan ini melanggar hak asasi manusia yang dikenal komunitas internasional, dan mereka juga mengklaim hal tersebut mengakibatkan terciptanya sebuah negara polisi, yang menimbulkan rasa takut.
Politik
Menurut definisi resminya, RRC merupakan suatu negara komunis
karena ia memang merupakan negara komunis pada kebanyakan abad ke-20
yang lalu. Secara resmi ia masih dikenal sebagai negara komunis,
meskipun sejumlah ilmuwan politik
kini tidak mendefinisikannya sebagai negara komunis. Tiada definisi
yang tepat yang dapat diberikan kepada jenis pemerintahan yang diamalkan
negara ini, karena strukturnya
tidak dikenal pasti. Salah satu sebab masalah ini ada adalah karena
sejarahnya, Cina merupakan negara yang diperintah oleh para kaisar
selama 2000 tahun dengan sebuah pemerintahan pusat yang kuat dengan
pengaruh Kong Hu Cu. Setelah tahun 1911 pula, Cina diperintah secara otokratis oleh KMT dan beberapa panglima perang dan setelah 1949 pula didobrak partai komunis Cina.
Rezim PRC sering dikatakan sebagai otokratis, komunis dan sosialis. Ia juga dilihat sebagai kerajaan komunis. Anggota komunis yang bersayap lebih ke kiri menjulukinya negara kapitalis.
Memang, negara Cina semakin lama semakin menuju ke arah sistem ekonomi
bebas. Dalam suatu dokumen resmi yang dikeluarkan baru-baru ini,
pemerintah menggariskan administrasi negara berdasarkan demokrasi,
meskipun keadaan sebenarnya di sana tidak begitu.
Pemerintah RRC dikawal oleh Partai Komunis Cina (CCP). Walaupun terdapat sedikit-banyak gerakan ke arah liberalisasi, seperti pemilu
yang sekarang diadakan di peringkat kampung dan sebagian badan
perwakilan menampakkan sikap tegas mereka dari masa ke masa, partai ini
terus memiliki kawalan terutama atas pemilihan jabatan-jabatan
pemerintahan. Walaupun negara menggunakan cara otokratis untuk mengusir
elemen-elemen penentangan terhadap pemerintahannya, ia pada masa yang
sama juga mencoba mengurangi penentangan dengan memajukan ekonomi,
membenarkan tunjuk perasaan pribadi, dan melayani para penentang yang
dianggap tidak berbahaya terhadap pemerintah secara lebih adil.
Penyaringan terhadap dakyah-dakyah
politik juga rutin, dan RRC secara berang menghapuskan protes atau
organisasi apapun yang dianggapnya berbahaya terhadap pemerintahannya,
seperti yang terjadi di Tiananmen pada tahun 1989.
Akan tetapi, media republik rakyat ini semakin aktif menyiarkan masalah
sosial dan menghebohkan gejala 'penyogokan' di peringkat bawahan
pemerintahan. RRC juga begitu berhasil menghalangi gerakan informasi,
dan ada masanya mereka terpaksa mengganti polisi mereka sebagai tindakan
balas terhadap protes rakyat. Walaupun penentangan berstruktur terhadap
CCP tidak dibenarkan sama sekali, demonstrasi rakyat semakin lama
semakin kerap dan dibiarkan. Baru-baru ini, Hu Jintao yang ingin
memopulerkan gambaran konservatif, meningkatkan pengawalan pemernitahan
atas harian-harian, termasuk harian-harian luar termasuk New York Times.
Namun tidak dinafikan ini kemungkinan juga bersumber dari sifat
harian-harian Barat yang sering menyeleweng dalam memberi laporan yang
sebenarnya dan bersifat angkuh dan biadab serta tidak faham sensitivitas
negara Timur.
Popularitas PKC di kalangan rakyat sukar diukur, karena tiada pemilu
di tingkat nasional, dan apabila orang Cina ditanya secara sendirinya
pula, ada sebagian yang menyokong dan ada pula yang membangkang. Secara
umum, banyak dari mereka yang suka akan peranan pemerintahan
mengabadikan stabilitas, yang membolehkan ekonomi maju tanpa masalah
apapun. Antara masalah-masalah politik yang utama di Cina adalah jurang
sosial di antara kaya dan miskin dan gejala suap yang berlaku karena
biokrasi pemerintahan.
Terdapat juga partai politik yang lain di RRC, walaupun mereka hanya
sekadar sub-partai atau parti yang rapat dengan PKC. PKC mengadakan
dialog dengan mereka melalui suatu badan perhubungan khusus, yang
dinamai Dewan Perhubungan Cadangan Rakyat Cina
(CPPCC) yang dipertimbangkan RRC. Cara ini lebih disukai pemerintahan
dibandingkan pemilu. Kendati begitu, partai ini secara totalnya tidak
memberi kesan apapun terhadap polisi dan dasar-dasar kerajaan. Fungsi
badan perhubungan khusus ini lebih kepada mata luaran CPP, walaupun
terdapat pengawai badan ini di semua tingkat pemerintahan.
Isu Hak Asasi Manusia
Tetapi pemerintah Barat dan organisasi non-pemerintahan
(NGO) mereka mengatakan bahwa penahanan secara sewenang-wenang dan
menafikan hak tahanan untuk berkomunikasi dengan pihak luar, di samping
pengakuan yang dipaksa, penyiksaan, dan pencabulan hak tawanan disamping
menyekat kebebasan pers, bersuara, berkumpul, agama, privasi, dan hak
pekerja adalah melanggar definisi hak asasi manusia mereka. Mereka
mendakwa semua masalah ini bersumber pada keengganan kerajaan RRC
memberikan hak menentang dan ketidaksempurnaan sistem kehakiman dalam melindungi hak asasi politik individu.
Isu Etnis
RRC mendakwa ia merupakan satu negara yang memiliki banyak bangsa dan suku dan memberikan hak otonomi di Daerah Administrasi Minoritas kapada etnik bangsa minoritasnya. Ia juga mengutuk secara resmi chuvanis Han
dan memberikan hak istimewa kepada suku-suku lain untuk memasuki
institusi pendidikan tinggi disamping menjadi pegawai pemerintahan. Akan
tetapi ia berhadapan dengan gerakan merdeka di provinsi Xizang (Tibet)
dan provinsi Xinjiang. Gerakan-gerakan ini dan pemerhati luar mengkritik
dasar-dasar etnisnya yang mengamalkan sistem memberikan uang
menggalakan bangsa Cina Han berpindah ke kawasan-kawasan berkenaan
sebagai chuvanis dan penjajahan dan menyekat gerakan merdeka apapun
daripada berhasil. Bangsa Cina Han juga mengkritik dasar-dasar
menberikan hak istimewa kepada etnik minoritas lain sebagai layanan
kelas kedua terhadap mereka.
Hubungan luar negeri
Republik Rakyat Cina mempertahankan hubungan diplomatik dengan hampir
seluruh negara di dunia, namun menetapkan syarat bahwa negara-negara
yang ingin menjalin kerjasama diplomatik dengannya harus menyetujui
klaim Cina terhadap Taiwan dan memutuskan hubungan resmi dengan pemerintah Republik Cina. Cina juga secara aktif menentang perjalanan ke luar negeri yang dilakukan pendukung kemerdekaan Taiwan seperti Lee Teng-hui dan Chen Shui-bian serta Tenzin Gyatso, Dalai Lama ke-14.
Pada 1971, RRC menggantikan Republik Cina sebagai wakil untuk "Cina" di PBB dan sebagai salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
Cina juga pernah menjadi anggota Gerakan Non-Blok, dan kini tetap berperan sebagai anggota pengamat. Banyak dari kebijakan luar negerinya yang sekarang didasarkan pada konsep kebangkitan Cina yang damai.
Hubungan Cina-Amerika
telah dirusak beberapa kali dalam beberapa dekade terakhir. Titik-titik
permasalahan termasuk pengeboman AS terhadap kedubes Cina di Belgrado
pada tahun 1998 yang menewaskan tiga wartawan Cina, sebuah insiden yang
disebut Cina sebagai kesengajaan namun oleh AS dinyatakan sebagai suatu
kesalahan; jatuhnya pesawat AS di Tiongkok pada tahun 2001, di mana
Cina menahan 24 awak pesawat tersebut dan merebut informasi yang
sensitif dari pesawat tersebut, serta laporan Cox yang mengungkap aksi mata-mata Cina terhadap rahasia nuklir AS beberapa dekade sebelumnya.
Hubungan Cina-Jepang
seringkali dibelenggu masalah keengganan Jepang untuk mengakui
kesalahan dan meminta maaf terhadap kekejamannya atas rakyat Cina dan
negara Asia lain semasa Perang Dunia II, terutama dalam Pembantaian Nanjing.
Sebagian badan bukan dari Barat dan pemerintah Barat mengkritik Cina
kerana konon menafikan hak asasi manusia dan hubungan luar negerinya
dengan pemerintah-pemerintah Barat terjejas oleh kejadian di Tian'anmen
pada tahun 1989. Hak asasi manusia seringkali diungkit oleh
pemerintahan-pemerintahan ini. Meskipun begitu, dengan pembangunan
ekonomi Cina yang mendadak, pemerintahan-pemerintahan ini mulai menutup
sebelah mata karena mau mengadakan hubungan perdagangan dengan Cina,
sejajar dengan sikap hipokrit mereka. Ini dilihat semasa pemerintahan Bill Clinton di AS pada masa yang lalu, yang melihat isu hak asasi manusia tidak lagi ditekankan dalam perhubungan.
Pada bulan Mei tahun 1999, suatu pesawat perang B-2 Stealth Bomber menjatuhkan tiga buah bom yang setiap masing-masing berbobot 900 kg atas kantor kedutaan besar Cina di kota Beograd semasa pergolakan Kosovo.
Bom-bom ini membunuh tiga rakyat Cina yang bekerja di kedutaan terkait.
Amerika Serikat yang enggan bertanggung jawab atas kejadian yang
disifatinya sebagai 'bencana' itu mengatakan bahwa hal itu adalah
kesalahan menggunakan peta lama yang memberi maklumat tidak betul
tentang kedudukan bangunan itu sebagai pangkalan senjata pemerintahan
Yugoslavia. Pemerintah RRC tidak puas dengan penjelasan ini dan mendakwa
bahwa hal itu sengaja dilakukan. Pada bulan April tahun 2001 pula, kapal terbang pengintip milik Amerika bernama EP-3E Aries II yang berada di atas pulau Hainan di Cina bertemu dengan pesawat jet
Cina yang memperhatikan gerak-gerinya. Pesawat Cina terkait terhempas
dan pemandunya terbunuh saat kapal pengintip AS terpaksa mengadakan
pendaratan darurat di pulau Hainan. Cerita Amerika dan Cina mengenai
kejadian ini berbeda sedikit kandungannya. Versi Amerika menyatakan
bahwa pesawatnya berada di atas lautan internasional sedangkan RRC
mendakwa ia berada di atas Zona Ekonomi Eksklusifnya.
Kedua belah pihak menyalahkan pihak lawan bertanggung jawab atas
insiden ini. 24 anak kapal Amerika ditahan selama 12 hari sebelum
dilepaskan dan kejadian ini memberi dampak pada hubungan diplomatik
kedua negara. Amerika pula tidak sedikit pun meminta maaf atas kesalahan
yang dilakukannya saat pemerintah RRC mengambil keputusan atas dasar
kasihan melepaskan anak-anak kapalnya itu. Satu lagi perkara terkait
dengan laporan Cox, yang mendakwa pengitipan RRC telah mengkompromi rahasia-rahasia nuklir Amerika Serikat selama beberapa dekade.
Selain Taiwan, Cina terlibat dalam beberapa pertentangan wilayah lainnya:
- Aksai Chin, dikuasai Cina, diklaim oleh India
- Kepulauan Paracel, dikuasai Cina, diklaim oleh Vietnam dan Republik Cina
- Kepulauan Spratly, dipertentangkan antara Cina, Taiwan, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Brunei Darussalam
- Kepulauan Diaoyu/Kepulauan Senkaku, dikuasai Jepang, diklaim oleh Cina dan Republik Cina
- Arunachal Pradesh/Tibet Selatan, dikuasai India, diklaim oleh Cina
Pada tahun 2004, negara Rusia setuju untuk menyerahkan Kepulauan Yinlong dan sebagian Kepulauan Heixiazi
kepada RRC, dan sekaligus menamatkan percekcokan perbatasan antara
kedua negara itu. Kedua pulau ini terletak di antara persimpangan sungai
Amur dan sungai Ussuri,
dan sebelum itu diatur oleh Rusia dan dituntut oleh RRC. Perkara ini
sepatutnya merapatkan dan mengeratkan persahabatan antara kedua negara,
akan tetapi terdapat sedikit rasa tidak puas hati dari kedua belah
pihak. Orang Rusia menyifati pemberian itu sebagai kelemahan
pemerintahannya mempertahankan tanah yang dirampas semasa Perang Dunia II. Petani Cossack di Khabarovsk juga tidak suka dengan kehilangan tanah olahan mereka sementara berita tentang perjanjian ini di Cina Daratan disaring oleh pemerintah RRC. Sebagian komunitas Cina di Republik Cina dan orang Cina yang dapat mengatasi saringan ini mengkritik perjanjian ini dan menyifatinya sebagai pengakuan pemerintahan Rusia atas Mongolia Luar yang diserahkan oleh Dinasti Qing saat kalah perang di bawah Perjanjian Tidak Sama Rata termasuk Perjanjian Aigun pada tahun 1858 dan Konvensi Peking pada tahun 1860 masa terdahulu sebagai pengganti penggunaan ekslusif minyak mentah Rusia. Perjanjian ini telah disahkan oleh Kongres Nasional Rakyat Cina dan Duma Negara Rusia tetapi tidak terlaksana hingga kini.
Di luar pendapat resmi negara RRC, menjadi populer untuk sejumlah nasionalis yang ekstrim untuk menuntut Mongolia, Tuva, Manchuria Luar, Kepulauan Rukyu, Bhutan, Lembah Hukawng di utara Myanmar dan kawasan timur laut Danau Balkhash di Asia Tengah.
Militer
Cina mempunyai pasukan tentara terbesar di dunia, meski ada kepercayaan umum baik di dalam kalangan Pasukan Pembebasan Rakyat (People's Liberation Army, PLA) maupun pengamat luar bahwa jumlah bukanlah ukuran kekuatan militer yang baik. PLA terdiri dari angkatan laut Cina dan angkatan udara. Fakta itu membuat membuatkan kebanyakan organisasi hak asasi manusia
Barat merasa geram dan sangsi dengan kata-kata Cina yang menginginkan
keamanan, sekalipun telah disetujui di dalam dan di luar Republik bahwa
kemampuan tentara RRC melaksanakan operasi ketenteraan di luar kawasan
jajahannya terbatas dan jumlah anggota tidak begitu berguna untuk
menentukan kekuatan tentaranya. Tentara republik termasuk angkatan laut dan angkatan udara.
Memperkirakan dana militer Cina akan menghasilkan berbagai angka-angka
yang berbeda berdasarkan apa yang dianggap militer, bagaimana
mengartikan informasi terbatas yang tersedia, dan bagaimana seseorang
menghadapi faktor-faktor nilai tukar mata uang. Perkiraan-perkiraan yang
ada memberikan nilai US$9 miliar sebagai yang terendah dan US$60 miliar
sebagai yang tertinggi (dari segi purchasing power parity)
pada tahun 2003; jumlah US$60 miliar tersebut membuat Cina sebagai
negara kedua terbesar setelah Amerika Serikat yang mempunyai dana
anggaran US$400 miliar. Pembelanjaan militer republik ini pada tahun 2005
adalah AS$ 30 miliar, tetapi ini tidak termasuk uang yang digunakan
untuk pembelian senjata luar, kajian dan pembangunan ketentaraan,
ataupun paramiliter (Polisi RRC), dan kritikus menjulukinya sebagai
percobaan yang sengaja dilakukan untuk menipu dunia. Baru-baru ini satu
kajian RAND di halaman situs ini
memperkirakan bahwa perbelanjaan militer republik yang sebenarnya
adalah 1,4-1,7 kali lipat lebih besar daripada pengeluaran resminya.
Akan tetapi , tentara Amerika juga mencoba menipu dengan pengeluarannya
dengan sengaja mengeluarkan perbelanjaannya di Afghanistan dan Irak
daripada belanja Kantor Pertahanan resminya. Lihat
Cina, meski mempunyai sistem senjata nuklir
dan pengiriman yang maju, secara luas dipandang, di dalam negeri maupun
di luar, hanya mempunyai kemampuan yang terbatas untuk mengerahkan
kekuatan militernya ke luar Cina dan tidak dianggap sebagai sebuah adidaya meski sering dianggap sebagai kekuatan regional yang besar karena kebayakan peralatan senjata
yang digunakan oleh Republik Rakyat Cina masih kuno dan perlu
dimodernkan dari segi standar Amerika Serikat. Akan tetapi ia masih
dilihat sebagai kuasa setingkat adidaya regional. Angkatan udaranya masih memerlukan pesawat perang pengangkut dan kebanyakan pesawat perangnya sudah ketinggalan zaman.
Penganggaran menujukan bahwa perbelanjaannya yang berjumlah AS$56
miliar merupakan yang ketiga terbesar setelah Amerika Serikat (lebih
dari AS$ 400 miliar untuk tahun anggaran 2005-2006) dan Rusia. Lihat juga: Anggaran militer Cina.
Tentara RRC kini berusaha bersungguh-sungguh menguatkan dirinya
sebagai persiapan kemungkinan berperang dengan Amerika Serikat oleh
sebab Taiwan. RRC secara aktif membeli senjata petarung canggih seperti Su-27 dan Su-30.
Ia juga menghasilkan petarungnya sendiri. Rancangan khusus untuk
menaikkan angkatan tentara lautnya diambil setelah ia sendiri
menyaksikan kehebatan AU Amerika di Irak. Pertahanan udara bersumber
peralatan ultramodern S-300 Surface yang dikatakan merupakan sistem
terbagus menahan dan menghalang peluru kendali udara di dunia. RRC juga
menambah angkatan daratnya dengan memodernkan peralatan elektronik
mereka dan memperbagus kebolehkan untuk mengenai sasaran secara tepat.
Tentara republik dan cabang ketentaraan yang lain adalah suatu ancaman
besar kepada dominasi Amerika atas dunia pada masa kini, terutama di
kawasan-kawasan Asia Timur seperti Selat Taiwan, di mana tanah besar
Cina menempatkan dan mengumpulkan tentaranya, dan juga secara langsung
mengarahkan senjata peluru kendalinya ke arah Taiwan.
Gambaran tentara republik tercoreng telak dengan tindakannya memadamkan demonstrasi pelajar di Tian'anmen pada tahun 1989.
Pembagian politik
Republik Rakyat Cina mempunyai kontrol administratif terhadap 22 provinsi (省); pemerintah RRC menganggap Taiwan (台湾) sebagai provinsi ke 23. (Lihat Status politik Taiwan untuk keterangan lebih lanjut.) Pihak pemerintah juga mengklaim Kepulauan Laut Cina Selatan
yang kini masih diperebutkan. Selain dari provinsi-provinsi tersebut,
terdapat juga 5 daerah otonomi (自治区) yang berisi banyak etnis minoritas;
4 munisipaliti (直辖市) untuk kota-kota terbesar Cina dan 2 Daerah Administratif Khusus (SAR) (特别行政区) yang diperintah RRC.
Berikut adalah daftar wilayah pembagian administratif yang di bawah kontrol RRC.
Provinsi
- Anhui (安徽)
- Fujian (福建)
- Gansu (甘肃)
- Guangdong (广东)
- Guizhou (贵州)
- Hainan (海南)
- Hebei (河北)
- Heilongjiang (黑龙江)
- Henan (河南)
- Hubei (湖北)
- Hunan (湖南)
- Jiangsu (江苏)
- Jiangxi (江西)
- Jilin (吉林)
- Liaoning (辽宁)
- Qinghai (青海)
- Shaanxi (陕西)
- Shandong (山东)
- Shanxi (山西)
- Sichuan (四川)
- Yunnan (云南)
- Zhejiang (浙江)
Daerah otonomi
- Guangxi (广西)
- Mongolia Dalam (内蒙古)
- Ningxia (宁夏)
- Xinjiang (新疆)
- Tibet (西藏)
Kotamadya
Daerah Administratif Khusus
Dituntut oleh RRC, tetapi diperintah oleh Republik Cina
- Taiwan (台湾) (dipertikaikan)
Dituntut Republik Cina, tetapi dilepaskan RRC
- Mongolia Luar (kini sebuah negara berdaulat yang dikenal sebagai Mongolia)
Struktur pemerintahan
|
|
|
|
|
|
Gǔo (Negara) | |||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||
|
|
Wilayah Otonom |
|
Shěng (Provinsi) |
|
Munisipalitas |
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||
|
|
Shì (Kabupaten/Kota) |
|
Shì (Kabupaten/Kota) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Distrik | |||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||
|
|
Xiāng (Kelurahan/Desa) |
|
Xiāng (Kelurahan/Desa) |
|
Xiāng (Kelurahan/Desa) |
|
|
Komite Tetangga (Rukun Tetangga/RT) |
||||||||||||||||||||||||||
Geografi
RRC ialah negara terbesar ke-4 di dunia dan dan mencakup daratan yang luas. Di timur, bersama dengan pantai Laut Kuning dan Laut Cina Timur, ditemukan luas dan padat yang ditempati lapangan tanah baru; pesisir Laut Cina Selatan
lebih bergunung-gunung dan Cina bagian selatan didominasi daerah
berbukit dan jajaran gunung yang lebih rendah. Di bagian tengah timur
ditemukan delta 2 sungai utama Cina, Huang He dan Chang Jiang. Sungai-sungai utama lainnya ialah Xi Jiang, Mekong, Brahmaputra dan Amur.
Ke barat, jajaran gunung yang utama, khususnya Himalaya dengan titik tertinggi di Cina Gunung Everest, dan ciri-ciri plato tinggi di antara bentang daratan yang lebih kering dari gurun seperti Takla-Makan dan Gurun Gobi. Sebab kemarau panjang dan barangkali pertanian yang rendah membuat badai debu
telah menjadi biasa dalam musim semi di Cina. Menurut Badan
Perlindungan Lingkungan Cina, Gurun Gobi telah dikembangkan dan
merupakan sumber utama badai debu yang memengaruhi Cina dan bagian Asia
Timur Laut lainnya seperti Korea dan Jepang. Pasir dari kawasan utara telah dilaporkan sampai ke pantai barat Amerika Serikat.
Pengurusan air sungai (seperti penbuangan sisa tinja, pencemaran oleh
kilang, dan ekstraksi air untuk irigasi dan minuman) dan penyusutan
tanah bukit telah mengakibatkan dampak buruk pada negara lain.
Ekonomi
Republik Rakyat Cina mencirikan ekonominya sebagai Sosialisme dengan ciri Cina. Sejak akhir 1978, kepemimpinan Cina telah memperharui ekonomi
dari ekonomi terencana Soviet ke ekonomi yang berorientasi-pasar tapi
masih dalam kerangka kerja politik yang kaku dari Partai Komunis. Untuk
itu para pejabat meningkatkan kekuasaan pejabat lokal dan memasang
manajer dalam industri, mengijinkan perusahaan skala-kecil dalam jasa dan produksi
ringan, dan membuka ekonomi terhadap perdagangan asing dan investasi.
Kearah ini pemerintah mengganti ke sistem pertanggungjawaban para
keluaga dalam pertanian dalam penggantian sistem lama yang berdasarkan penggabunggan, menambah kuasa pegawai setempat dan pengurus kilang dalam industri, dan membolehkan berbagai usahawan dalam layanan dan perkilangan ringan,
dan membuka ekonomi pada perdagangan dan pelabuhan asing. Pengawasan
harga juga telah dilonggarkan. Ini mengakibatkan Cina daratan berubah
dari ekonomi terpimpin menjadi ekonomi campuran.
Pemerintah RRC tidak suka menekankan kesamarataan saat mulai
membangun ekonominya, sebaliknya pemerintah menekankan peningkatan
pendapatan pribadi dan konsumsi dan memperkenalkan sistem manajemen baru
untuk meningkatkan produktivitas. Pemerintah juga memfokuskan diri
dalam perdagangan asing sebagai kendaraan utama untuk pertumbuhan
ekonomi, untuk itu mereka mendirikan lebih dari 2000 Zona Ekonomi Khusus (Special Economic Zones, SEZ) di mana hukum investasi direnggangkan untuk menarik modal asing. Hasilnya adalah PDB yang berlipat empat sejak 1978. Pada 1999
dengan jumlah populasi 1,25 miliar orang dan PDB hanya $3.800 per
kapita, Cina menjadi ekonomi keenam terbesar di dunia dari segi nilai
tukar dan ketiga terbesar di dunia setelah Uni Eropa dan Amerika Serikat
dalam daya beli. Pendapatan tahunan rata-rata pekerja Cina adalah
$1.300. Perkembangan ekonomi Cina diyakini sebagai salah satu yang
tercepat di dunia, sekitar 7-8% per tahun menurut statistik pemerintah
Cina. Ini menjadikan Cina sebagai fokus utama dunia pada masa kini
dengan hampir semua negara, termasuk negara Barat yang mengkritik Cina,
ingin sekali menjalin hubungan perdagangan dengannya. Cina sejak tanggal
1 Januari 2002 telah menjadi anggota Organisasi Perdagangan Dunia.
Cina daratan terkenal sebagai tempat produksi biaya rendah untuk menjalankan aktivitas pengilangan, dan ketiadaan serikat sekerja
amat menarik bagi pengurus-pengurus perusahaan asing, terutama karena
banyaknya tenaga kerja murah. Pekerja di pabrik Cina biasanya dibayar 50
sen - 1 dolar Amerika per jam (rata-rata $0,86), dibandingkan dengan $2
sampai $2,5 di Meksiko
dan $8.50 sampai $20 di AS. Buruh-buruh RRC ini seringkali terpaksa
bekerja keras di kawasan berbahaya dan mudah ditindas majikan karena
tiada undang-undang dan serikat pekerja yang bisa melindungi hak mereka.
Pada akhir 2001, tarif listrik rata-rata di Provinsi Guangdong
adalah 0,72 yuan (9 sen Amerika) per kilowatt jam, lebih tinggi dari
level rata-rata di Cina daratan 0,368 yuan (4 sen AS). Cina resmi
menghapuskan "direct budgetary outlays" untuk ekspor pada 1 Januari 1991.
Namun, diyakini banyak produsen ekspor Cina menerima banyak subsidi
lainnya. Bentuk subsidi ekspor lainnya termasuk energi, bahan material
atau penyediaan tenaga kerja. Ekspor dari produk agkrikultur, seperti jagung dan katun, masih menikmati subsidi ekspor langsung. Namun, Cina telah mengurangi jumlah subsidi ekspor jagung pada 1999 dan 2000.
Biaya bahan mentah yang rendah merupakan satu lagi aspek ekonomi
Cina. Ini disebabkan persaingan di sekitarnya yang menyebabkan hasil
berlebihan yang turut menurunkan biaya pembelian bahan mentah. Ada juga
pengawasan harga dan jaminan sumber-sumber yang tinggal dari sistem
ekonomi lama berdasarkan Soviet.
Saat negara terus menswastakan perusahaan-perusahaan miliknya dan
pekerja berpindah ke sektor yang lebih menguntungkan, pengaruh yang
bersifat deflasi ini akan terus menambahkan tekanan keatas harga dalam
ekonomi.
Insentif pajak "preferensial" adalah salah satu contoh lainnya dari
subsidi ekspor. Cina mencoba mengharmoniskan sistem pajak dan bea cukai
yang dijalankan di perusahaan domestik dan asing. Sebagai hasil, pajak
"preferensial" dan kebijakan bea cukai yang menguntungkan eksportir
dalam zona ekonomi spesial dan kota pelabuhan telah ditargetkan untuk
diperbaharui.
Ekspor Cina ke Amerika Serikat sejumlah $125 miliar pada 2002; ekspor
Amerika ke Cina sejumlah $19 miliar. Perbedaan ini desebabkan utamanya
atas fakta bahwa orang Amerika mengonsumsi lebih dari yang mereka
produksi dan orang Cina yang dibayar rendah tidak mampu membeli produk
mahal Amerika. Amerika sendiri membeli lebih dari yang dibuatnya dan
sekalipun rakyat RRC ingin membeli barangan buatan Amerika, mereka tidak
dapat berbuat demikian karena harga barang Amerika terlalu tinggi.
Faktor lainnya adalah pertukaran valuta yang tidak menguntungkan antara Yuan Cina dan dolar AS yang di"kunci" karena RRC mengikatkannya kepada kadar tetap 8 renminbi pada 1 dolar. Pada 21 Juli 2005, Bank Rakyat Cina
mengumumkan untuk membolehkan mata uang renminbi ditentukan oleh
pasaran, dan membolehkan kenaikan 0,3% sehari. . Ekspor Cina ke Amerika
Serikat meningkat 20% per tahun, lebih cepat dari ekspor AS ke Cina.
Dengan penghapusan kuota tekstil, RRC sudah tentu akan menguasai
sebagian besar pasaran baju dunia.
Pada 2003, PDB Cina dari segi purchasing power parity
mencapai $6,4 trilyun, menjadi terbesar kedua di dunia. Menggunakan
penghitungan konvensional Cina diurutkan di posisi ke-7. Meski jumlah
populasinya sangat besar, ini masih hanya memberikan PNB rata-rata per
orang hanya sekitar $5.000, sekitar 1/7 Amerika Serikat. Laporan
pertumbuhan ekonomi resmi untuk 2003 adalah 9,1%. Diperkirakan oleh CIA pada 2002 bahwa agrikultur menyumbangkan sebesar 14,5% dari PNB
Cina, industri dan konstruksi sekitar 51,7% dan jasa sekitar 33,8%.
Pendapatan rata-rata pedesaan sekitar sepertiga di daerah perkotaan,
sebuah perbedaan yang telah melebar di dekade terakhir.
Oleh karena ukurannya yang amat luas dan budaya yang amat panjang sejarahnya, RRC mempunyai tradisi sebagai sebuah negara penguasa ekonomi. Dalam kata Ming Zeng, profesor pengurus di Shanghai, Dalam sebagian statistik, pada pengujung abad ke 16 sekalipun, RRC mempunyai sepertiga PDB. Amerika Serikat
yang gagah pada masa kini hanya mempunyai 20%. Jadi, jika Anda membuat
perbandingan sejarah ini, tiga atau empat ratus tahun terdahulu, Cina
tentulah kuasa terbesar dunia. Percobaan mewujudkan kembali keadaan yang
membanggakan ini sudah tentu adalah salah suatu tujuan orang Cina. Maka tidak mengherankan fenomena kebanjiran orang bukan Cina dunia yang lain mau mempelajari Bahasa Cina ini dan kegeraman Amerika dan Barat terhadap Cina secara umum terjadi pada skenario politik dunia pada hari ini.
Akan tetapi, jurang pengagihan kekayaan di antara pesisiran
pantai dan kawasan pendalaman Cina masih amat besar. Untuk menandingi
keadaan yang berpotensi mengundang bahaya ini, pemerintah melaksanakan
strategi Pembangunan Cina Barat pada tahun 2000, Pembangunan Kembali Cina Timur Laut pada tahun 2003, dan Kebangkitan Kawasan Cina Tengah pada tahun 2004, semuanya bertujuan membantu kawasan pedalaman Cina turut membangun bersama.
Demografi
Secara resmi RRC memandang dirinya sendiri sebagai bangsa multi-etnis dengan 56 etnisitas yang diakui. Mayoritas etnis Han
menyusun hampir 93% populasi; bagaimanapun merupakan mayoritas dalam
hanya hampir setengah daerah Cina. Penduduk bangsa Han sendiri
heterogen, dan bisa dianggap sebagai kumpulan pelbagai etnik yang
mengamalkan budaya dan bercakap bahasa yang sama. Kebanyakan suku Han bertutur macam-macam bahasa Cina yang diucapkan, yang bisa dilihat sebagai 1 bahasa atau keluarga bahasa. Subdivisi terbesar bahasa Cina yang diucapkan ialah bahasa Mandarin, dengan lebih banyak pembicara daripada bahasa lainnya di dunia. Versi standar Mandarin yang didasarkan pada dialek Beijing, dikenal sebagai Putonghua, diajarkan di sekolah dan digunakan sebagai bahasa resmi di seluruh negara.
Revolusi Komunis di negara ini sejak tahun 1949 meninggalkan kesan yang besar yaitu hampir 59% penduduknya (lebih kurang 767 juta orang) menjadi Ateis atau tidak percaya Tuhan. Namun lebih kurang 33% dari mereka percaya kepada kepercayaan tradisi atau gabungan kepercayaan Buddha dan Taoisme. Penganut agama terbesar di negara ini ialah Buddha Mahayana yang berjumlah 100 juta orang. Di samping itu, Buddha Therawada dan Buddha Tibet
juga diamalkan oleh golongan minoritas etnis di perbatasan barat laut
negara ini. Selain itu diperkirakan terdapat 18 juta penduduk Islam (kebanyakan Sunni) dan 14 juta Kristen (4 juta Katolik dan 10 juta Protestan) di negara ini.
Negara ini telah lama mengalami masalah pertumbuhan penduduk. Dalam usaha membatasi perkembangan populasinya, RRC telah mengambil kebijakan yang membatasi keluarga di perkotaan (etnis minoritas seperti Tibet dikecualikan) menjadi 1 anak
dan keluarga di pedalaman 2 anak saat yang pertama wanita. Karena
lelaki dianggap lebih bernilai ekonomis di daerah pedesaan, muncullah
insiden tinggi mengenai aborsi selektif jenis kelamin dan penolakan anak
di daerah pedesaan buat memastikan bahwa anak kedua ialah lelaki. Dasar
ini hanyalah untuk penduduk mayoritas bangsa Han. Terdapat banyak rumah
anak yatim untuk anak-anak terlantar ini, akan tetapi hanya 2% saja
yang dijadikan anak angkat oleh orang lain. Yang selebihnya pula besar
di rumah anak yatim itu. RRC telah mengintitusikan program pengambilan
anak angkat internasional, di mana penduduk negara lain datang untuk
mengangkat mereka, tetapi program ini menampakkan hasil yang tidak
memuaskan.
Tahun 2000 berlalu dengan perbandingan jenis kelamin
pada umur lahir 117 lelaki: 100 perempuan yang tinggi berbanding
perbandingan biasa (106:100) tetapi bisa dibandingkan dengan sebagian
tempat seperti Kaukasus dan Korea Selatan. Walaupun perbandingan ini dikatakan ada karena seksisme,
baru-baru ini ia dikaitkan dengan penyakit hepatitis juga. Pemerintah
RRC sedang mencoba mengurangi masalah ini dengan menekankan harkat para
wanita dan telah melangkah sepanjang mencegah penyedia medis dari
memperlihatkan pada para orang tua jenis kelamin bayi yang diharapkan.
Hasil perbandingan yang tidak seimbang ini mewujudkan 30-40 juta lelaki
yang tidak bisa menikah dengan wanita. Banyak dari lelaki ini yang
mencari gadis idaman mereka di negara lain atau di pusat-pusat pelacuran. Dalam beberapa kasus, gadis-gadis diculik dan dijual sebagai isteri di perkampungan yang jauh.
Kesehatan umum
Cina mempunyai beberapa masalah kesehatan umum yang sedang meningkat: masalah kesehatan yang berhubungan dengan polusi udara dan air, wabah HIV-AIDS yang sedang meluas dan jutaan perokok.
Wabah HIV, ditambah dengan jalur infeksi yang biasa, meluas pada masa
lalu karena praktik tidak bersih yang digunakan dalam pengumpulan darah
di daerah pedesaan. Masalah tembakau
dipersulit dengan fakta bahwa kebanyakan penjualan rokok dimonopoli
pemerintah. Pihak pemerintah, yang bergantung kepada pendapatan dari
penualan rokok, terlihat ragu dalam responsnya terhadap masalah tembakau
dibandingkan dengan masalah kesehatan umum lainnya.
Hepatitis B
mewabah di Cina Daratan, dengan mayoritas dari penduduk menyebarkan
penyakit tersebut; 10% di antaranya terpengaruh parah. Seringkali ini
menyebabkan gagal lever
atau kanker hati, sesuatu yang merupakan penyebab kematian yang umum di
Cina. Hepatitis B juga diketahui sebagai sumber kurangnya perempuan
yang dilahirkan berbanding lelaki, dan ini juga menerangkan sebabnya
jumlah bilangan lelaki jauh melebihi wanita di Cina. Lihat Hepatitis B dan Kes Wanita yang Menghilang. Sebuah program yang diawali pada 2002 akan mencoba – dalam 5 tahun – untuk memvaksinasi semua bayi yang baru lahir di Cina Daratan.
Pada bulan November 2002, virus seperti pneumonia yaitu penyakit SARS menyerang provinsi Guangdong.
Walau bagaimanapun, pada peringkat awal penyakit itu merebak, Cina
telah menyensor dan menyaring berita mengenainya kepada dunia luar,
sekaigus menyebabkan penyakit itu merebak ke Hong Kong, Vietnam
dan negara lain melalui pelancong internasional. Di Cina, 5.327 kasus
dilaporkan dan 348 kematian disahkan, menjadikan negara ini yang pali
parah diserang. Pada penghujung 2004 dan 2005 jumlah kasus semakin
berkurang, kendatipun begitu dan pada 19 Mei 2004, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa RRC terbebas dari cengkeraman SARS.
Satu lagi masalah yang dihadapi Cina adalah flu burung dan bakteri Streptococcus suis.
Penyakit flu telah diketahui bersumber dari burung-burung setempat dan
beberapa penduduk, dan para ilmuwan memperkirakan bahwa virus ini akan
menyebabkan pandemi besar yang akan menjejaskan rantau ini jika cara
perebakanya berindah dari burung-manusia ke manusia-manusia. Streptococcus suis pula masih terbatas di provinsi Sichuan.
Pada tahun 2008, hampir 100.000 penduduk tewas akibat sebuah skandal susu.
Program antariksa
Pada 15 Oktober 2003, menggunakan roket Long March 2F dan kendaraan angkasa berawak Shenzhou V, RRC menjadi negara ke-3 yang menempatkan manusia di angkasa melalui usaha kerasnya.
Setelah pertikaian RRC-Soviet, negara Cina mulai mendirikan program
pencegahan nuklir dan sistem pengantar angkasanya sendiri. Hasil
kejadian ini adalah rencana peluncuran satelit. Ini menjadi kenyataan
pada tahun 1970 dengan peluncuran Dong Fang Hong 1, satelit Cina yang pertama. Ini menjadikannya sebagai negara kelima yang melancarkan satelit angkasa lepasnya sendiri.
Negara ini merencanakan program angkasa berawak di awal 1970an,
dengan "Proyek 714" dan kendaraan angkasa berawak Shuguang yang
diharapkan. Karena serentetan kemunduran politik dan ekonomi, program
penerbangan berawak tak pernah terlaksana baik sampai 2003. Walau
bagaimanapun, pada tahun 1992 Projek 921 dibenarkan dan pada 19 November 1999, roket tidak beranak kapal Shenzhou 1 diluncurkan, ujian pertama roket negara ini. Selepas tiga kali percobaan, Shenzhou 5 dilancarkan pada 15 Oktober 2003 dengan roket Kawat Lama yang beranak kapal Yang Liwei
digunakan, menjadikan Cina negara ketiga yang meluncurkan manusia ke
angkasa lepas setelah Amerika Serikat dan Rusia. Misi kedua, Shenzhou 6 dilancarkan pada 12 Oktober 2005.
Roket Long March 2F dan kendaraan angkasa berawak Shenzhou V membawa Yang Liwei di dalam kendaraan angkasa Shenzhou 5 ke orbit bumi, di mana menyisakan 21 jam, membuat total 14 revolusi.
Beberapa ahli menganggap kendaraan udara berawak Shenzhou berdasarkan pada kendaraan luar angkasa Soyuz Rusia. Akan tetapi, para pakar Cina menunjukkan bahwa ia bukan sedemikan rupa dan pada peringkat awal Projek Apollo rancangan yang serupa dicadangkan NASA.
Program perkembangan RRC dianggap disebabkan atas keprihatinan dalam
beberapa bagian. Laporan DPR AS menyusul peluncuran 2003 berkata, "Saat 1
dari motivasi cepat yang kuat untuk program ini muncul menjadi gengsi
politik, Usaha-usaha Cina hampir pasti akan menyumbang pada sistem
angkasa militer yang diperbaiki pada bingkai waktu 2010-2020.". Lainnya
sedikit berpengaruh. Cina merupakan negara ketiga yang meluncurkan
manusia ke angkasa lepas, dan tiada lagi negara keempat yang
melakukannya pada saat ini. Seminggu setelah peluncuran, sebuah tajuk rencana di The Times of India
menyebutnya "'China's Late Creep Forward,' (Langkah Maju Cina yang
Terlambat) telah menyampaikan bahwa Beijing sedang mencoba tempat di
mana terlihat jelas teknologi tua 4 dekade."
Budaya
Norma tradisional Cina diperoleh dari versi ortodoks Konfusianisme,
yang diajarkan di sekolah-sekolah dan bahkan merupakan bagian dari
ujian pelayanan publik kekaisaran pada zaman dulunya. Akan tetapi
keadaan tidak selalu begitu karena pada masa dinasti Qing umpamanya
kekaisaran Cina terdiri dari banyak pemikiran seperti legalisme, yang di dalam banyak hal tidak serupa dengan Kong Hu Cu,
dan hak-hak mengkritik kerajaan yang zalim dan perasaan moral invididu
dihalangi oleh pemikir 'orthodoks'. Sekarang, adanya neo-Konfucianisme
yang berpendapat bahawa ide demokrasi dan hak asasi manusia sejajar dengan nilai-nilai tradisional Konfuciusme 'Asia'.
Para pemimpin yang memulai langkah-langkah untuk mengubah masyarakat Cina
setelah berdirinya RRC pada 1949 dibesarkan dalam lingkungan tua dan
telah diajarkan norma hidup sesuai dengan lingkungan hidupnya. Meskipun
mereka merupakan revolusioner yang mampu beradaptasi dengan zamannya,
mereka tidak ingin mengubah budaya Cina secara besar-besaran. Sebagai
pemerintah langsung, para pemimpin RRC mengganti aspek tradisional
seperti kepemilikan tanah di desa dan pendidikan tetapi masih menyisakan
aspek-aspek lainnya, misalnya struktur keluarga. Kebanyakan pemerhati
luar berpendapat bahwa waktu setelah 1949 bukanlah sesuatu yang berbeda
di RRC dibandingkan dengannya sebelum itu, malah merupakan penerusan
cara hidup yang berpegang pada nilai-nilai lama masyarakat Cina.
Pemerintah baru diterima tanpa protes apapun karena pemerintahan
baru dianggap "mendapat mandat dari surga" untuk memerintah,
mengambil-alih pucuk kepemimpinan dari kekuasaan lama dan mendapat rida
para dewa. Seperti pada zaman lampau, pemimpin seperti Mao Zedong telah disanjung. Pergantian dalam masyarakat RRC tidak konsisten seperti yang didakwa.
Sepanjang masa pemerintahan RRC, banyak aspek budaya tradisi Cina
dianggap sebagai seni lukis, peribahasa, bahasa, dan sebagainya yang
lain telah coba dihapus oleh pemerintah seperti yang terjadi pada Revolusi Kebudayaan karena didakwa kolot, feodal
dan berbahaya. Semenjak itu, Cina telah menyadari kesalahannya dan
mencoba untuk memulihkannya semula, seperti reformasi Opera Beijing
untuk menyuarakan propaganda komunisnya. Dengan berlalunya waktu, banyak aspek tradisi Cina telah diterima kerajaan dan rakyatnya sebagai warisan dan sebagian jati diri Cina. Dasar-dasar resmi pemerintah kini dibuat berlandaskan kemajuan dan penyambung peradaban RRC sebagai sebagian identitas bangsa. Nasionalisme juga diterapkan kepada pemuda untuk memberi legitimasi kepada pemerintahan Partai Komunis Cina.
- Seni Cina
- Sastra Cina
- Masakan Cina
- Bahasa Cina
- Bahasa Cina tertulis
- Daftar tokoh Cina
- Musik Cina
- Agama di Cina
Olahraga
Olimpiade Beijing 2008 diadakan di Beijing
pada 8-24 Agusutus 2008 yang konon menjadi olimpiade termegah dan
terbesar dalam sejarah umat manusia dengan acara pembukaan yang diadakan
pada pukul 08:08:08 (8 malam lewat 8 menit dan 8 detik – angka 8
diasosiasikan dengan kemakmuran dalam kebudayaan Cina). Logo resmi
pertandingan, berjudul "Beijing Menari", dibentuk berdasarkan karakter
kaligrafi "jing", merujuk kepada kota tuan rumah Beijing. Maskot Beijing
2008 adalah lima Fuwa (Hanzi: 福娃; Pinyin: Fúwá; secara harafiah
bermakna "boneka-boneka keberuntungan"), masing-masing menggambarkan
satu warna pada cincin Olimpiade. Moto Olimpiade 2008 adalah "Satu
Dunia, Satu Impian". Olimpiade Beijing terdiri atas 302 pertandingan
dari 28 cabang olahraga. Selama 16 hari tayangan NBC di Amerika Serikat,
telah menjadi program televisi yang paling diminati, dengan total 211
juta penonton berdasarkan survei Nielson Media Research, 2 juta lebih
banyak dibandingkan Olimpiade Atlanta 1996, pemegang rekor sebelumnya.
Pada olimpiade yang ke-29 ini, tuan rumah Republik Rakyat Cina berhasil
menjadi juara umum dengan perolehan 51 emas, 21 perak, dan 28 perunggu.
0 komentar:
Posting Komentar