Bendera
Lambang |
Aljazair (الجزائر) terletak di barat-laut Afrika dengan pantai sepanjang Laut Tengah di sebelah utara, berbatasan dengan Tunisia di timur laut, Libya di timur, Niger di sebelah tenggara, Mali dan Mauritania di barat laut, dan Maroko di barat. Nama Algeria berasal dari nama ibu kotanya Aljir yang berarti kepulauan (al-jazā’ir,
dalam bahasa Arab). Ini mungkin merujuk kepada 4 buah pulau yang
terletak berdekatan dengan Aljir. Algeria merupakan negara kedua
terbesar di benua Afrika.
Sejarah
Penduduk asli Berber di Aljazair telah di bawah kekuasaan asing selama lebih dari 3000 tahun terakhir. Orang-orang Fenisia (1000 SM) dan Republik Romawi (200 SM) ialah yang terpenting, sampai datangnya orang-orang Arab di abad ke-8. Bagaimanapun, aliran penaklukan tak seluruhnya satu arah; di masa pertengahan Fatimiyah Berber, berasal dari Aljazair, mengambil alih Mesir, walaupun segera setelah itu meninggalkan Afrika Utara.
Aljazair masuk wilayah Turki Utsmani oleh Khair ad-Din dan saudaranya Aruj yang membuat pesisirnya basis corsair; [privateering] mereka yang dicapai puncaknya di Aljir pada 1600an, setelah pusat kegiatan dipindahkan ke Tripoli di Libya. Dengan dalih mengabaikan konsul-konsul mereka, Perancis menyerang Aljir pada 1830; bagaimanapun, perlawanan hebat dari sejumlah tokoh seperti Emir Abdelkader yang dibuat untuk penaklukan pelan-pelan di Aljazair, tak secara teknis selesai sampai awal 1900an saat Tuareg terakhir ditaklukkan.
Sementara itu, bagaimanapun, Perancis telah membuat Aljazair bagian
integral metropolitannya, status status yang akan mengakhiri jatuhnya Republik Keempat.
Puluhan ribu pemukim dari Perancis, Italia, Spanyol, dan Malta pindah
menyeberangi Laut Tengah untuk bertani di Algerian daratan pesisir dan
menduduki bagian yang paling berharga dari kota-kota Aljazair,
mendapatkan keuntungan dari penyitaan tanah bersama yang dipunyai
pemerintah Perancis. Orang-orang Eropa beranak pinak di Aljazair (yang
disebut pied-noir),
seperti penduduk asli Yahudi Aljazair, merupakan warga negara Perancis
penuh yang sedang mulai dari akhir abad ke-19; dengan memperlihatkan
perbedaan menyolok, kebanyakan Muslim Aljazair tetap di luar hukum
Perancis, dan tak memiliki kewarganegaraan Perancis ataupun hak suara.
Susunan sosial Aljazair diperlunak untuk maksud yang berubah selama masa
ini: tingkat melek huruf jatuh secara hebat, sedangkan penyerobotan
tanah menumbangkan kebanyakan penduduk.
Pada 1954, Front Pembebasan Nasional (FLN) melancarkan perang gerilya; setelah hampir 1 dekade perang di kota dan desa, mereka berhasil memaksa Perancis keluar pada 1962. Pada 25 September 1962, Ferhat Abbas terpilih menjadi presiden dari pemerintahan provinsional, dengan Ahmed Ben Bella sebagai perdana menteri. Kebanyakan 1.025.000 pied-noir, seperti 91.000 harki
(Muslimin Aljazair pro-Perancis), atau hampir 10% penduduk Aljazair
pada 1962, pergi dari Aljazair ke Perancis hanya sekian bulan dalam
pertengahan tahun itu.
Presiden pertama Aljazair, pemimpin FLN Ahmed Ben Bella, didepak oleh mantan sekutunya dan juga PM, Houari Boumédiènne
pada 1965. Negara itu kemudian menikmati hampir 25 tahun yang relatif
stabil 1 partai sosialis milik Boumedienne dan para penggantinya.
Pada 1990-an, Aljazair dilanda perang saudara penuh kekerasan dan berkepanjangan setelah militer menghalangi ParPol Islam, Front Keselamatan Islam
mengambil kekuasaan menyusul pemilihan multipartai pertama di negeri
itu. Lebih dari 100.000 orang terbunuh, kebayakan dalam pembantaian
penduduk sipil yang tak beralasan, oleh kelompok gerilyawan seperti Kelompok Islam Bersenjata.
Pada bulan Desember
1990, Majelis Rakyat Nasional mengesahkan aturan penggunaan bahasa Arab
sebagai bahasa resmi Aljazair dan melarang perusahaan-perusahaan swasta
dan partai politik menggunakan bahasa Perancis dan Berber.
Undang-undang baru ini dianggap sebagai sikap tidak toleran pemerintah
terhadap sejumlah masyarakat yang berlatar pendidikan Barat serta
masyarakat Berber. Hal ini kemudian menyebabkan sekitar 500.000 orang
turun ke jalan untuk memprotes diskriminasi agama dan politik
Politik
Kepala negara ialah Presiden, yang dipilih untuk masa 5 tahun, dapat diperpanjang sekali lagi. Aljazair memiliki hak pilih bersama.
Presiden ialah kepala Dewan Menteri dan Dewan Keamanan Tinggi. Ia
mengangkat PM yang merupakan kepala pemerintahan. PM mengangkat Dewan
Menteri.
Parlemen
Aljazair bikameral, terdiri dari majelis rendah, Majelis Rakyat
Nasional (APN), dengan 380 anggota dan majelis tinggi, Dewan Negara,
dengan 144 anggota. APN dipilih tiap 5 tahun.
Pendidikan
Pendidikan wajib untuk anak-anak usia enam sampai lima belas tahun.
Pada tahun 1997, pendidikan aljazair memiliki jumlah guru dan siswa yang
sangat besar di sekolah dasar. Sekitar 30% dari populasi orang dewasa
di Aljazair buta huruf.
Di Aljazair terdapat 43 universitas, 10 akademi, dan 7
lembaga-lembaga untuk pendidikan tinggi. University of Aljir (didirikan
pada 1909) memiliki sekitar 267.142 mahasiswa. Sistem pendidikan
Aljazair terstruktur dari pedidkan Dasar, Menengah Umum, dan Teknis
tingkat Sekunder, seperti dijelaskan sebagai berikut:
Pendidikan Dasar
- Ecole fondamentale (Fundamental School)
- Panjang program: sembilan tahun
- Rentang usia: 6-15tahun
- Sertifikat / diploma diberikan: Brevet d'enseignement Moyen BEM
Pendidikan Umum Sekunder
- Lycée d'enseignement général (Sekolah Jenderal Pengajaran), Lycée polyvalents (General-Purpose Sekolah)
- Panjang program: tiga tahun
- Rentang usia: 15-18 tahun
- Sertifikat / diploma diberikan: baccalauréat de l'enseignement secondaire
- (Bachelor's Degree Sekolah Menengah)
Pendidikan Teknis Sekunder
- Lycée d'enseignement teknik (Sekolah Teknik)
- Panjang program: tiga tahun
- Sertifikat / diploma diberikan: baccalauréat teknik (Technical Bachelor's Degree)
Daerah
Aljazair terbagi menjadi 48 wilayah/provinsi (ولاية):- Adrar
- Ain Defla
- Ain Temouchent
- Aljir
- 'Annabah
- Batnah
- Bechar
- Bajayah
- Biskirah
- Bulidah
- Bordj Bou Arreridj
- Bouira
- Boumerdes
- Syilf
- Qusnathinah
- Jalfah
- El Bayadh
- El Oued
- El Tarf
- Ghardaia
- Guelma
- Illizi
- Jijel
- Khenchela
- Laghouat
- Mascara
- Medea
- Mila
- Mostaganem
- M'Sila
- Naama
- Wahran
- Ouargla
- Oum el Bouaghi
- Relizane
- Saida
- Sathif
- Sidi Bil'abbas
- Skikda
- Souk Ahras
- Tamanghasset
- Tebessa
- Tiaret
- Tindouf
- Tipaza
- Tissemsilt
- Tizi Ouzou
- Tilimsan
0 komentar:
Posting Komentar